Akhir-akhir ini gw perhatikan ada yang baru dari pola jenis reality show di Indonesia. Mengekspos emosi seseorang!! Baik itu berupa cerita sedih ato marah-marah.

Banyak reality show yang menurut gw agak kurang masuk akal, terlihat sekali kalo itu bukan bener2 reality show lebih cenderung bernaskah (scripted). Kenapa gw bis menyimpulkan seperti itu? Bisa diliat dari emosi orang tersebut, raut mukanya menunjukkan kalo sikapnya dibuat2.

Yang lebih mengherankan lagi, ceritanya dibuat sedemikian mungkin seperti layaknya sinetron (yang membedakan pemainnya bukan artis, tapi orang biasa). Jadi berkesan reality tapi sebenernya fake.

Banyak pula yang terlalu mengganggu privasi orang lain, walaupun gambar wajahnya di blur. Anehnya lagi, mereka semua sadar gak sih kalo ada kamera di sekeliling mereka?

Gw cukup khawatir, reality seperti ini tidak mendidik, hanya sekedar sampah di dunia pertelevisian kita. Bisa gak sih kalo reality show bikinnya yang lebih realistis n ada pesan moralnya? Sehingga bukan hanya sebagai pembahasan belaka yang gak ada artinya?